RENUNGAN

Senin, 22 Agustus 2011
"FINISHING WELL" 
(Mengakhiri dengan Baik)


Yohanes 4:34


Pangglan Allah adalah awal (Yoh 15:15)
-Hidup adalah sebuah pilihan
-Hidup di dunia yang fana ini pasti ada akhir
- Mengakhiri dengan baik adalah sebuah pilihan
Matius 21:28-32
#Anak sulung mengawali dengan baik, megakhiri dengan buruk
   Contoh lain : Ananias dan Safira
#Anak sulung mengawali dengan baik, megakhiri dengan buruk
   Contoh lain : Rasul Paulus
Yesus adalah pilihan yang sangat besar, langkah akhir yang menentukan.
by: Stephanus Sinaga




Sabtu, 13 Agustus 2011

“AKU ADA”

Kejadian 1:1

“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi” Sebelum yang “mula” itu ada, telah ada Allah, dengan kata lain Allah ada sebelum langit dan bumi ada. Keberadaan Allah tidak diketahui kapan dimulaiNya, dari mana asalNya dan siapa yang menjadikannya?

Terlalu kecil otak kita untuk mencoba mendefinisikan dan mendekripsikan Allah yang mengatasi langit dan yang menjadikan bumi tumpuan kakiNya. Ada banyak orang  mencoba mendefinisikan Allah deengan pikiran mereka sehingga akan “menciptakan Allah” sesuai dengan pikiran mereka. Mereka membatasi Allah yang Maha dengan pikiran mereka. Padahal sebenarnya Allah bukanlah seperti itu.

Alkitab Terjemahan Baru Bahasa Indonesia menuliskan “pada mulanya Allah”, hal ini memberikan penjelasan kepada kita bahwa sebelum segala sesuatu ada, Allah telah memperkenalkan diri-Nya bahwa Ia ada sebelum segala sesuatu ada. Ia adalah kekal karena tidak dibatasi dengan waktu juga tidak ada yang menciptakannya. Dia adalah “Maha ada” (omnipresent). Dia tidak dapat terpahami, karena itulah kebesaranNya. Dan kita patut banggga karena kita punya Allah seperti itu.

Kita ada karena Allah telah ada, bahkan Dia selalu ada untuk kehidupan kita. Dia ada disaat kita dekat dengan Dia, Dia ada disaat kita menjauhkan diri dengan Dia, Dia ada disaat kita melakukan perbuatan-perbuatan dosa. Dia ada di duka dan suka kita, Dia ada dalam permasalahn hidup kita. Dia ada untuk selama-lamanya dan tidak ada yang dapat 
menghentikanNya... “AKU ADA” kata ALLAH kepada kita semua.
by: elkana


Jumat, 11 Nov 2011
Persekutuan dengan Allah Menjawab semua Pergumulan
Matius 6:25-34; 6:11.
Matius 6:25-32 memberikan gambaran kepada umatNya bahwa manusia setiap hari hidup dalam pergumulan. Pergumulan sendiri berbicara sebuah masalah yang dihadapi atau yang akan dihadapi. Ada yang mengartikan juga bahwa pergumulan merupakan "yang dibutuhkan", yang tidak bisa disediakan dengan cara yang mudah.
Sesuai konteks ayat ini ada tiga macam pergumulan manusia:
1. Pergumulan akan makanan (ayat 25-26,31)
    Makanan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. tanpa makan dalam waktu sekian lama, manusia tidak akan dapat melangsungkan hidupnya. Dapat dikatakan juga bahwa makanan merupakan kebutuhan diatas segala kebutuhan. Semua lapisan masyarakat membutuhkan yang namanya makanan. Inilah yang menjadi pergumulan terbesar dan terberat sepanjang sejarah kehidupan manusia.
Hanya karena untuk menjawab pergumulan ini, orang bisa melakukan segala cara. Orang bisa korupsi, mencuri,  berbohong, berzinah, menjadi perampok dan lain sebagainya. Bahkan disuatu negara ada seorang anak kecil yang karena lapar, dia mencuri sepotong kue dari sebuah warung karena aksinya itu diketahui orang akhirnya dia harus menanggung hukuman dengan cara tangannya dilindas sebuah ban mobil sampai dia kehilangan tangannya. ngeri bukan? pergumulan tentang makanan merupakan pergumulan yang serius dan Yesus-pun tahu bahwa manusia bergumul akan hal ini (ayat 32).

2. Pergumulan tentang pakaian (ayat 28-31)
    Manusia modern adalah manusia yang beradat dan berbudaya, hidup dalam norma-norma yang sudah disepakai dalam masyarakat khalayak. Berbeda dengan jaman Adam dan Hawa sebelum jatuh dalam dosa, mereka tidak memerlukan pakaian sebab tidak ada konsep "telanjang" dalam pikiran mereka. Namun karena dosa yang mereka perbuat, memunculkan konsep "telanjang" bagi mereka. Banyak orang mengartikan kemuliaan Allah telah hilang dari kehidupan mereka. Adam harus bergumul tentang hal ini dan dia berusaha untuk membuat cawat.
    Ada pepatah jawa berkata demikian "Ajining diri dumunung aneng lathi, ajining raga ana ing busana" artinya harga diri seseorang ditentukan oleh perkataannya dan pakaian yang mereka kenakan. Dari pakaian seseorang dapat dilihat siapa orang tersebut meskipun tidak 100% benar.
    Pakaian juga berbicara tentang perlindungan